Bagaimana sebaiknya suami
istri mengelola keuangan kaluarga agar keinginan-keinginan Anda dan keluarga
yang didukung oleh uang bisa terpenuhi ? Usaha-usaha apa yang perlu dan dapat
suami istri lakukan untuk mencapai apa yang diinginkan tersebut ?
Untuk itu ada
bermacam-macam cara membuat anggaran. Suami istri dapat memilih sesuai
kebutuhan keluarga. Walau cara caranya bervariasi, dan bisa dimodifikasi sesuai
kebutuhan.
Ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.
Mengevaluasi Kondisi Keuangan
Bila ingin keuangan keluarga baik-baik saja, sisihkan waktu khusus untuk
membicarakan kondisi keunangan sebelumnya. Kesempatan ini sangat penting karena
dapat dijadikan cermin untuk pembuatan rencara anggaran di masa mendatang.
Keberhasilan maupun kegagalan pengelolaan uang harus dibicarakan dan dibahas
tuntas. Suami istri perlu menghitung jumlah pemasukan, dan perkiraan arus
pengeluaran perbulan. Suami istri juga perlu meninjau pengeluaran yang selama
ini dilakukan. Mungkin beberapa pengeluaran dapat dihilangkan untuk mengurangi
laju pengeluaran. Akhir tahun biasanya adalah saat yang tepat untuk mengevalusi
kondisi keuangan keluarga.
Satu cara untuk mulai memperkirakan pendapatan dan pengeluaran tahun depan
adalah dengan menguji apa yang didapatkan dan dikeluarkan tahun sebelumnya. Lihat
pula catatan pengecekan dan pernyataan pengeluaran kartu kredit. Apakah tahun
ini situasi keluarga membaik atau justru memburuk? Bila memburuk, perlu
menyeimbangkan lagi pos pendapatan dengan pengeluaran. Bila pengeluaran lebih
besar, teliti pos mana yang paling banyak membutuhkan dana, dan pengeluaran apa
yang masih bisa ditunda. Hasil evaluasi dan uang yang masih tersisa bisa
dijadikan modal awal menghadapi tahun depan.
2.
Meninjau Kembali Cara Mengelola Uang
Setiap pasangan pasti punya cara sendiri yang dianggap cocok untuk
mengelola keuangan rumah tangganya. Suami istri dapat memikirkan kembali cara
mengelola uang yang lebih sesuai dengan kebutuhan dengan melakukan evaluasi dan
analisa. Apakah system yang dipakai sekarang sudah cukup efektif ?
3.
Menentukan Skala Prioritas
Apa prioritas untuk diri sendiri dan keluarga? Mungkin sebagai ibu bekerja,
merasa selalu perlu tampil trendi dan modis, atau agar otak selalu terasah,
sebaiknya rencanakan untuk mengikuti kursus-kursus tertentu. Tetapi, manakah
yang lebih penting, selalu tampil modis atau menyediakan makanan bergizi sesuai
kebutuhan si kecil?
Suami istri perlu mengkaji kembali berbagai rencana pengeluaran yang telah
ditentukan bersama. Susun daftar kebutuhan dan beri angka di belakang setiap
rencana pengeluaran sesuai skala prioritas.
4.
Mencoba Belanja Hemat dan Efisien
Untuk melakukan penghematan, perlu untuk memikirkan secara cermat agar
hasilnya efektik dan efisien. Seberapa banyak kita harus berhemat memang
tergantung pada kondisi keuangan. Pertama-tama, suami istri harus sepakat dan
konsekuen. Bila tidak ada kesempatan akan timbul pertengkaran yang
berlarut-larut, terutama bila suami dan istri berbeda nilai dan asumsi. Suami
ngotot berhemat, sementara istri cuek saja, misalnya.
Penghematan dapat dilakukan, misalnya, dengan mengurangi pembicaraan
telpon. Pos pengeluaran lain, seperti listrik, bisa dikurangi pemakaiannya
dengan menghemat penggunaan AC. Bila ingin berhemat, suami istri memang perlu
bertekad kuat. Tentu dengan tidak mengabaikan kesehatan keluarga, kebutuhan
anak, suami dan istri. Ingatkan pasangan untuk sama-sama setia pada rencana
semula. Bila rencana gagal, tak perlu saling menyalahkan.
5.
Menabung
Menabunglah secara teratur walaupun sedikit. Bagi yang berpenghasilan ganda
tentu lebih mudah menyisihkan dana untuk menabung. Memang tidak mudah
membiasakan diri menabung, apalagi bila disekeliling kita banyak ‘godaan’.
Bila belum dapat menabung secara teratur, cobalah untuk segerakan
membiasakan diri. Ahli keuangan menyarankan untuk selalu menabung paling
sedikit 10% dari pendapatan kotor. Menabung adalah kewajiban, meskipun uang
yang kita terima tiap bulantidak banyak berlebih. Jumlah uang yang ditabung
sebaiknya bukan merupakan sisa pendapatan dikurangi pengeluaran, melainkan
disisihkan secara khusus.
Satu cara agar menabung menjadi suatu kebiasaan adalah, selalu melakukannya
dengan maksud “membayar” diri sendiri. Sisihkan untuk tabungan, sebelum
membayar tagihan atau pengeluaran keluarga dan pribadi lainnya. Jadikanlah
menabung sebagai salah satu pos pengeluaran wajib yang posisinya sama dengan
pengeluaran untuk tagihan utama keluarga, seperti makanan, air, listrik,
pendidikan, ataupun telpon.
Dengan menabung kita memiliki tanggung terhadap masa depan keluarga.
Apalagi tabungan uang kontan akan sangat dibutuhkan bila sewaktu-waktu terjadi peristiwa
mendadak, seperti anak atau diri kita sendiri masuk rumah sakit, atau mobil
keluarga anda tiba-tiba rusak.
6.
Mempersiapkan Masa Depan Anak
Kesuksesan anak tentu menjadi prioritas Anda. Untuk itu suami istri perlu
memperkirakan kebutuhan anak-anak di masa depan. Masa depan anak identik dengan
pendidikan yang mereka dapatkan. Hal ini perlu dipikirkan dengan menyisihkan
tabungan khusus bagi dana pendidikan anak, baik melalui asuransi atau tabungan.
Pikirkan cara yang akan dipakai, karena masa depan anak tergantung pada
ketetapan orang tua memutuskan hal ini.
7.
Melakukan Berbagai Investasi
Bila suami istri punya dana lebih, kembangkan dalam berbagai bentuk
investasi. Misalnya, deposito, membeli emas batangan, menanam modal dalam suatu
usaha, atau membeli saham. Sebagai ahli keuangan percaya bahwa orang dengan
kepandaian rata-rata dapat melakukan investasi dengan cukup sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar