Senin, 11 November 2013

MENGGAPAI SAKINAH MELALUI STRATEGI MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA



Bagaimana sebaiknya suami istri mengelola keuangan kaluarga agar keinginan-keinginan Anda dan keluarga yang didukung oleh uang bisa terpenuhi ? Usaha-usaha apa yang perlu dan dapat suami istri lakukan untuk mencapai apa yang diinginkan tersebut ?
Untuk itu ada bermacam-macam cara membuat anggaran. Suami istri dapat memilih sesuai kebutuhan keluarga. Walau cara caranya bervariasi, dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu :

1.            Mengevaluasi Kondisi Keuangan
Bila ingin keuangan keluarga baik-baik saja, sisihkan waktu khusus untuk membicarakan kondisi keunangan sebelumnya. Kesempatan ini sangat penting karena dapat dijadikan cermin untuk pembuatan rencara anggaran di masa mendatang. Keberhasilan maupun kegagalan pengelolaan uang harus dibicarakan dan dibahas tuntas. Suami istri perlu menghitung jumlah pemasukan, dan perkiraan arus pengeluaran perbulan. Suami istri juga perlu meninjau pengeluaran yang selama ini dilakukan. Mungkin beberapa pengeluaran dapat dihilangkan untuk mengurangi laju pengeluaran. Akhir tahun biasanya adalah saat yang tepat untuk mengevalusi kondisi keuangan keluarga.
Satu cara untuk mulai memperkirakan pendapatan dan pengeluaran tahun depan adalah dengan menguji apa yang didapatkan dan dikeluarkan tahun sebelumnya. Lihat pula catatan pengecekan dan pernyataan pengeluaran kartu kredit. Apakah tahun ini situasi keluarga membaik atau justru memburuk? Bila memburuk, perlu menyeimbangkan lagi pos pendapatan dengan pengeluaran. Bila pengeluaran lebih besar, teliti pos mana yang paling banyak membutuhkan dana, dan pengeluaran apa yang masih bisa ditunda. Hasil evaluasi dan uang yang masih tersisa bisa dijadikan modal awal menghadapi tahun depan.

2.            Meninjau Kembali Cara Mengelola Uang
Setiap pasangan pasti punya cara sendiri yang dianggap cocok untuk mengelola keuangan rumah tangganya. Suami istri dapat memikirkan kembali cara mengelola uang yang lebih sesuai dengan kebutuhan dengan melakukan evaluasi dan analisa. Apakah system yang dipakai sekarang sudah cukup efektif ?

3.            Menentukan Skala Prioritas
Apa prioritas untuk diri sendiri dan keluarga? Mungkin sebagai ibu bekerja, merasa selalu perlu tampil trendi dan modis, atau agar otak selalu terasah, sebaiknya rencanakan untuk mengikuti kursus-kursus tertentu. Tetapi, manakah yang lebih penting, selalu tampil modis atau menyediakan makanan bergizi sesuai kebutuhan si kecil?
Suami istri perlu mengkaji kembali berbagai rencana pengeluaran yang telah ditentukan bersama. Susun daftar kebutuhan dan beri angka di belakang setiap rencana pengeluaran sesuai skala prioritas.

4.            Mencoba Belanja Hemat dan Efisien
Untuk melakukan penghematan, perlu untuk memikirkan secara cermat agar hasilnya efektik dan efisien. Seberapa banyak kita harus berhemat memang tergantung pada kondisi keuangan. Pertama-tama, suami istri harus sepakat dan konsekuen. Bila tidak ada kesempatan akan timbul pertengkaran yang berlarut-larut, terutama bila suami dan istri berbeda nilai dan asumsi. Suami ngotot berhemat, sementara istri cuek saja, misalnya.
Penghematan dapat dilakukan, misalnya, dengan mengurangi pembicaraan telpon. Pos pengeluaran lain, seperti listrik, bisa dikurangi pemakaiannya dengan menghemat penggunaan AC. Bila ingin berhemat, suami istri memang perlu bertekad kuat. Tentu dengan tidak mengabaikan kesehatan keluarga, kebutuhan anak, suami dan istri. Ingatkan pasangan untuk sama-sama setia pada rencana semula. Bila rencana gagal, tak perlu saling menyalahkan.

5.            Menabung
Menabunglah secara teratur walaupun sedikit. Bagi yang berpenghasilan ganda tentu lebih mudah menyisihkan dana untuk menabung. Memang tidak mudah membiasakan diri menabung, apalagi bila disekeliling kita banyak ‘godaan’.
Bila belum dapat menabung secara teratur, cobalah untuk segerakan membiasakan diri. Ahli keuangan menyarankan untuk selalu menabung paling sedikit 10% dari pendapatan kotor. Menabung adalah kewajiban, meskipun uang yang kita terima tiap bulantidak banyak berlebih. Jumlah uang yang ditabung sebaiknya bukan merupakan sisa pendapatan dikurangi pengeluaran, melainkan disisihkan secara khusus.
Satu cara agar menabung menjadi suatu kebiasaan adalah, selalu melakukannya dengan maksud “membayar” diri sendiri. Sisihkan untuk tabungan, sebelum membayar tagihan atau pengeluaran keluarga dan pribadi lainnya. Jadikanlah menabung sebagai salah satu pos pengeluaran wajib yang posisinya sama dengan pengeluaran untuk tagihan utama keluarga, seperti makanan, air, listrik, pendidikan, ataupun telpon.
Dengan menabung kita memiliki tanggung terhadap masa depan keluarga. Apalagi tabungan uang kontan akan sangat dibutuhkan bila sewaktu-waktu terjadi peristiwa mendadak, seperti anak atau diri kita sendiri masuk rumah sakit, atau mobil keluarga anda tiba-tiba rusak.

6.            Mempersiapkan Masa Depan Anak
Kesuksesan anak tentu menjadi prioritas Anda. Untuk itu suami istri perlu memperkirakan kebutuhan anak-anak di masa depan. Masa depan anak identik dengan pendidikan yang mereka dapatkan. Hal ini perlu dipikirkan dengan menyisihkan tabungan khusus bagi dana pendidikan anak, baik melalui asuransi atau tabungan. Pikirkan cara yang akan dipakai, karena masa depan anak tergantung pada ketetapan orang tua memutuskan hal ini.

7.            Melakukan Berbagai Investasi
Bila suami istri punya dana lebih, kembangkan dalam berbagai bentuk investasi. Misalnya, deposito, membeli emas batangan, menanam modal dalam suatu usaha, atau membeli saham. Sebagai ahli keuangan percaya bahwa orang dengan kepandaian rata-rata dapat melakukan investasi dengan cukup sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar