Selasa, 05 November 2013

SALING MENERIMA DAN MEMAHAMI ANTAR SUAMI ISTERI



Setiap orang pasti memiliki harapan, baik terhadap dirinya sendiri ( sebagai individu ) ataupun terhadap lingkungan disekitarnya ( sebagai makhluk social ). Begitu juga dalam pernikahan, seorang suami pasti memiliki harapan terhadap isterinya, begitu pula sebaliknya, pasti memilki harapan tertentu kepada suaminya. Misalnya, masing - masing punya harapan kalau agar bisa saling menghormati pasangannya, lebih jauh lagi pasti meiliki harapan agar keturunannya kelak bisa menjadi sukses dan berguna bagi keluarga, bangsa dan Negara. Namun kadangkala, bahkan sering terjadi sepasang suami isteri tidak memiliki harapan yang sama. Misalnya seorang isteri mendambakan seorang suami yang romantic dan selalu memanjakannya, namun pada kenyataannya tidak seperti itu, maka ia akan kecewa. Begitu juga, seorang suami berharap agar isterinya tidak sering keluar rumah sebagai wanita karir, namun pada kenyataannya ternyata tidak, ia akan kecewa juga. Hal ini adalah sangat wajar, karena pada dasarnya setiap individu pasti memiliki cita – cita dan harapan yang berbeda dan tidak selalu sama antara satu dengan yang lainnya.
Memahami Harapan Pasangan
Kadang terjadi seorang suami atau isteri tidak dapat memahami harapan – harapan pasangannya. Hall ini terjadi karena masing – masing pasangan tidak saling berterus terang mengemukakan harapannya satu sama lain, mereka hanya senantiasa berharap agar pasangannya mau mengerti yang ia harapkan. Kalau memang begitu masing – masing pihak tidak akan memahami harapan pasangannya, apalagi untuk mewujudkan harapan tersebut. Hal ini terjadi mungkin karena merasa khawatir bahwa harapannya tidak sama dengan harapan pasangannya atau keluarga besarnya bahkan lingkungannya. Sehingga harapannya akan terus tersimpan di dalam hatinya. Bahkan lebih parah lagi jika ia akan beranggapan bahwa pasangannya akan memiliki harapan yang sama dengannya.
Keengganan mengungkapkan harapan ini, bisa terjadi pada orang yang tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengungkapkan perasaan emosionalnya, akibatnya ia akan menjadi pribadi yang propektif atau tertutup dan pribadi yang takut untuk mengungkapkan harapan yang sesungguhnya. Keinginan yang terpendam ini, apabila dibiarkan bertumpuk maka akan terekspresikan melalui tingkah laku seperti kecewa, menangis ataupun marah – marah. Untuk itu semua harapan terhadap pasangannya harus diungkapkan secara jelas dan gambling, agar bisa konsisten terhadap tanggung jawabnya masing – masing.
Utamakan Komunikasi dan Negosiasi
Berkomunkasi dengan pasangan, untuk menyapaikan harapan kepada pasangannya memang menjadi beban karena takut menjadi beban apabila mendapat tanggapan yang tidak memuaskan. Namun bila harapan tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik akan menimbulkan kesalah pahaman yang berkepanjangan. Untuk itu komunikasi yang intensif serta bernegosiasi dengan pasangan sangat dibutuhkan.
Mengungkapkan Harapan Secara Jelas
Mengungkapkan harapan terhadap pasangan terkadang bagi orang tertentu merupakan hal yang sangat berat, karena takut dinilai dan mendapat tanggapan yang dnegatif. Namun bila difikir lebih jauh tentunya kita sepakat behwa dengan mengungkapkan harapan secara gambling dan jelas akan membuat pasangan kita atau orang lain akan mengetahui harapan kita. Perilaku berterus terang ini merupakan barometer dari kedewasaan seseorang, bahkan acap kali perilaku berterus terang ini terbukti sangat efektif dalam menyampaikan pesan dan harapan terhadap pasangan. Namun yang terpenting adalah menyempaikannya dengan memilih situasi dan kondisi yang tepat agar tidak membuat pasangan merasa tersinggung.
Belajar Menyesuaikan Diri Dengan Pasangan
Terkadang bahkan seringkali harapan yang dicanangkan akan sulit diwujudkan karena beberapa hal. Untuk menyikapi ini diperlukan sikap saling menerima dan menyesuaikan diri. Hal ini akan menimbulkan rasa kebersamaan dalam mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.
Memiliki Harapan Yang Realistis
Apabila pasangan mencanangkan harapan, diusahakan harapan yang realistis dan sesuai dengan kemampuannya untuk mencapainya, karena harapan yang tidak realiastis dan tidak bisa diwujudkan akan berakibat buruk kepada yang bersangkutan. Apabila hal ini terjadi, maka rubahlah harapan itu menjadi harapan yang realistis, yang sekiranya bisa dicapai dengan kemampuan yang dimiliki. Solusi terbaik adalah dengan memusyawarahkan kembali dengan isteri untuk mencanangkah harapan – harapan serta cara untuk mencapainya. Wassalam !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar