Setiap orang pasti memiliki harapan, baik terhadap dirinya
sendiri ( sebagai individu ) ataupun terhadap lingkungan disekitarnya ( sebagai
makhluk social ). Begitu juga dalam pernikahan, seorang suami pasti memiliki
harapan terhadap isterinya, begitu pula sebaliknya, pasti memilki harapan
tertentu kepada suaminya. Misalnya, masing - masing punya harapan kalau agar
bisa saling menghormati pasangannya, lebih jauh lagi pasti meiliki harapan agar
keturunannya kelak bisa menjadi sukses dan berguna bagi keluarga, bangsa dan
Negara. Namun kadangkala, bahkan sering terjadi sepasang suami isteri tidak
memiliki harapan yang sama. Misalnya seorang isteri mendambakan seorang suami
yang romantic dan selalu memanjakannya, namun pada kenyataannya tidak seperti
itu, maka ia akan kecewa. Begitu juga, seorang suami berharap agar isterinya
tidak sering keluar rumah sebagai wanita karir, namun pada kenyataannya
ternyata tidak, ia akan kecewa juga. Hal ini adalah sangat wajar, karena pada
dasarnya setiap individu pasti memiliki cita – cita dan harapan yang berbeda
dan tidak selalu sama antara satu dengan yang lainnya.
Memahami Harapan Pasangan
Kadang terjadi seorang suami atau isteri tidak dapat memahami harapan – harapan
pasangannya. Hall ini terjadi karena masing – masing pasangan tidak saling
berterus terang mengemukakan harapannya satu sama lain, mereka hanya senantiasa
berharap agar pasangannya mau mengerti yang ia harapkan. Kalau memang begitu
masing – masing pihak tidak akan memahami harapan pasangannya, apalagi untuk
mewujudkan harapan tersebut. Hal ini terjadi mungkin karena merasa khawatir
bahwa harapannya tidak sama dengan harapan pasangannya atau keluarga besarnya
bahkan lingkungannya. Sehingga harapannya akan terus tersimpan di dalam
hatinya. Bahkan lebih parah lagi jika ia akan beranggapan bahwa pasangannya
akan memiliki harapan yang sama dengannya.
Keengganan mengungkapkan harapan ini, bisa terjadi pada orang
yang tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
emosionalnya, akibatnya ia akan menjadi pribadi yang propektif atau tertutup
dan pribadi yang takut untuk mengungkapkan harapan yang sesungguhnya. Keinginan
yang terpendam ini, apabila dibiarkan bertumpuk maka akan terekspresikan
melalui tingkah laku seperti kecewa, menangis ataupun marah – marah. Untuk itu
semua harapan terhadap pasangannya harus diungkapkan secara jelas dan gambling,
agar bisa konsisten terhadap tanggung jawabnya masing – masing.
Utamakan Komunikasi dan Negosiasi
Berkomunkasi dengan pasangan, untuk menyapaikan harapan
kepada pasangannya memang menjadi beban karena takut menjadi beban apabila
mendapat tanggapan yang tidak memuaskan. Namun bila harapan tersebut tidak
dikomunikasikan dengan baik akan menimbulkan kesalah pahaman yang berkepanjangan.
Untuk itu komunikasi yang intensif serta bernegosiasi dengan pasangan sangat
dibutuhkan.
Mengungkapkan Harapan Secara Jelas
Mengungkapkan harapan terhadap pasangan terkadang bagi orang
tertentu merupakan hal yang sangat berat, karena takut dinilai dan mendapat
tanggapan yang dnegatif. Namun bila difikir lebih jauh tentunya kita sepakat
behwa dengan mengungkapkan harapan secara gambling dan jelas akan membuat
pasangan kita atau orang lain akan mengetahui harapan kita. Perilaku berterus
terang ini merupakan barometer dari kedewasaan seseorang, bahkan acap kali
perilaku berterus terang ini terbukti sangat efektif dalam menyampaikan pesan
dan harapan terhadap pasangan. Namun yang terpenting adalah menyempaikannya
dengan memilih situasi dan kondisi yang tepat agar tidak membuat pasangan
merasa tersinggung.
Belajar Menyesuaikan Diri Dengan Pasangan
Terkadang bahkan seringkali harapan yang dicanangkan akan
sulit diwujudkan karena beberapa hal. Untuk menyikapi ini diperlukan sikap
saling menerima dan menyesuaikan diri. Hal ini akan menimbulkan rasa
kebersamaan dalam mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.
Memiliki Harapan Yang Realistis
Apabila pasangan mencanangkan harapan, diusahakan harapan
yang realistis dan sesuai dengan kemampuannya untuk mencapainya, karena harapan
yang tidak realiastis dan tidak bisa diwujudkan akan berakibat buruk kepada
yang bersangkutan. Apabila hal ini terjadi, maka rubahlah harapan itu menjadi
harapan yang realistis, yang sekiranya bisa dicapai dengan kemampuan yang
dimiliki. Solusi terbaik adalah dengan memusyawarahkan kembali dengan isteri
untuk mencanangkah harapan – harapan serta cara untuk mencapainya. Wassalam !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar