Menikah adalah fase
kehidupan yang tentu sangat didambakan oleh sepasang kekasih. Menikah ibarat
memasuki sebuah pintu gerbang menuju kehidupan untuk tahap selanjutnya. Sebuah
pintu gerbang yang akan mengantarkan dua insan yaitu laki – laki dan perempuan
kedalam ikatan lahir bathin sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berlandaskan aspek ibadah kepada Allah WT.
Bagi anda yang segera
menuju gerbang pernikahan tersebut, pastikan bahwa anda sudah memiliki bekal
kunci untuk meraih kebahagiaan membina bersama hubungan suami kelak di
dalamnya. Awal pernikahan bias menjadi tantangan tersendiri, sehingga anda
membutuhkan kunci – kunci persiapan mental yang dapat anda gunakan untuk
mrnyiasatinya.
Berikut 5
kunci persiapan mental tersebut:
1. Mengenal dam Memahami Pasangan.
Ketika
pasangan memasuki kehidupan pernikahan, tidak berarti mengenal dan
memahamiberhenti. Kadang masa awal perkawinan merupakan masa penyesuaian diri
yang sangat menyulitkan bagi pasangan suami – isteri baru, karena seringkali
banyak terjadi hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ketika baru
mengenal dulu, mungkin suaminya tidak suka tidur dengan lampu menyala, padahal
sang isteri terbiasa tidur dengan lampu terang benderang karena sang isteri
agak penakut. Hal ini bkan tidak mungkin akan sedikit memancing keributan
diawal tidur bersama.
2. Cinta
Hatfield (dalam lubis 2002) menyatakan
bahwa ada dua macam cinta diantara pasangan dalam pernikahan, yaitu passionate
love dan companiate love. Cinta yang pertama berisikan gelora, gairah dan
reaksi emosional yang dalam kepada pasangan. Sedangkan cinta yang kedua adalah
rasa percaya, toleransi akan kekurangan dari pasangan, dan kasih sayang yang
dirasakan pasangan kepada orang yang dicintainya. Pada masa diawal pernikahan,
biasanya yang dominan adalah passionie love yang menggebu gebu dan diwarnai
oleh sikap posesif terhadap pasangan. Sedangkan compionate love berkembang
secara perlahann lahan da pada pernikahan yang bahagia dimana masing masing
pihak pasangannya adalah teman yang sangat dibutuhkan keberadaannya baik secara
fisik maupun secara psikologis, untuk saling mengisi dalam kehidupan berama.
Kembangkanlah cinta ini dalam wujud cinta kasih dalam tingkah laku sehari –
hari, misalnya dengan mengucapkan terima kasih dan memohaon maaf apabila
melakukan kesalahan.
3. Komitmen
Pernikahan
juga merupakan ikatan kebersamaan antara pria dan wanita dalam susah atau
senang, ketika ditengah badai melanda, ketika dalam situasi apapun, janganlah
meninggalkan Allah karena Allah adalah sumber kebahagiaan dan sandaran
kehidupan.
4. Saling Terbuka
Kebanyakan konflik yang muncul pada
pasangan suami isteri yang dapat berakhir pada perceraian adalah karena masalah
komunikasi. Pada masa awal, biasanya pasangan memiliki waktu khusus untuk
berduaan, saling berbagi cerita, gembira
maupun sedih, serta saling memperbaiki kesalahan. Namun hal yang sama
seringkali tidak terjadi ketika pasangan sudah lebih lama menikah dan emiliki
anak.
Pada fase ini pasangan tetap perlu
membina komunikasi yang lancer dan seling terbuka, saling berbagi cerita,
saling asertif, saling mengoreksi kesalahan pasangan dan bersedia menerima
kesalahan tanpa berdebat dan merasa sakit hati. Dengan adanya komunikasi yang lancar,
pasangan akan lebih mudah untuk mengatasi masalah serta mengambil keputusan
bersama.
5. Selalu berusaha mengenal keluarga besar pasangan
Hal
yang terakhir yang juga perlu diingat oleh pasangan suami – isteri adalah bahwa
pernikahan bukan sekedar persatuan dua orang, melainkan persatuan dua keluarga
yang membentuk satu keluarga baru. Satu orang dengan orang lain bias memiliki
perbedaan yang besar, apalagi dua keluarga yang masing – masing pasti memiliki
kebiasaan dan aturan keluarga sendiri. Oleh karena itu, hal yang perlu diperlu
disiapkan dan perlu diingat oleh setiap pasangan suami – isteri adalah juga
berusaha mengenal keluarga besar pasangannya. Jangan sampai keluarga suami atau
isteri anda marah kepada anda dan mertua anda, hanya karena anda tidak mengenal
dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar