SENANTIASA MENSUKURI NIKMAT ALLAH SWT
Dalam menghadapi kehidupan nyata setiap hari, setiap manusia
pasti dituntut untuk selalu beraktifitas ( yang bisa menghasilkan ), bersifat
provit untuk menunjang kehidupan keluarganya. Terutama untuk memenuhi kebutuhan
– kebutuhan yang bersifat prinsipil, seperti untuk mencari sandang (pakaian),
pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Namun demikian sesibuk apapun
pasangan suami isteri dalam kesehariannya, tetap harus mengingat dan menjaga
amanat Allah yang dititipkan kepadanya yaitu anak anak mereka. Karena apa dan
bagaimanapun kesibukan yang mereka lakukan setiap hari, bagi orang yang berfkir
normal pasti tujuannya untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan semua anggota
keluarganya. Untuk mewujudkan tatanan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah,
memang membutuhkan proses yang panjang dan lama untuk itu dibutuhkan kesabaran
dan juga menentukan sejara jelas tentang visi dan misi keluarga. Yaitu berusaha
untuk menjadi individu yang berguna dan bermanfaat untuk anggota keluarga yang
lain juga untuk masyarakat sekitarnya.
Dan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mencapai visi
dan misi rumah tangga yang telah dicanangkan adalah dengan senantiasa
mensyukuri setiap nikmat Allah SWT yang telah diterimanya.
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
“ Jika kalian
bersyukur Niscaya aku ( Allah ) akan
menambah nikmat kepada kalian, tetapi jika kalian ingkar ( kufur nikmat )
sesungguhnya adzab ( siksa ) ku teramat pedih.
Dari situ bisa kita
ambil hikmah syar’iyah, bahwa kenikmatan dan kebahagiaan yang selama ini kita
rasakan sesungguhnya adalah pemberian allah SWT yang harus kita syukuri dan
harus kita lestarikan, karena Allah sudah berjanji akan semakin menambah
mencurahkan nikmatnya, namun jika kita menhinhkarinya maka allah akan menyiksa
kita.
1.
Menambah Nikmat
Allah
sudah berjanji akan menabah nikmatnya jika kita pandai bersyukur, pandai
bersyukur disini berarti, kita dianjurkan untuk mengarahkan segala nikmat yang
telah kita peroleh ke jalan yang benar – benar di ridloi Allah SWT. Misalnya:
Nikmat kesehatan, maka kita harus bisa memanfaatkan tubuh kita selama masih
sehat untuk sesuatu yang diridloi Allah seprti Rajin beribadah, Rajin membentu
orang dan lain – lain. Begitu juga dengan nikmat yang kita terima berupa harta
benda, maka kita gunakan untuk mencari ridlo Allah SWT seperti memperbanyak
melaksanakan ibadah haji, memperbanyak shadaqah, membayar zakat dan lain –
lain. Begitu juga dengan nikmat dalam berkeluarga, yang didambakannya adalah
memiliki keturunan, maka jika dalam berkeluarga kita sudah dikarunai keturunan
oleh Allah SWT, maka kita harus bisa mendidik dan mengarahkannya di jalan
Allah, misalnya dengan menyekolahkannya, atau mengirimkannya ke dunia Pesantren
untuk belajar Ilmu Agama.
2.
Mengadzab
Sebaliknya,
jika kita sama sekali tidak bisa mensyukurinya atau mengingkarinya bahkan
menyia – nyiakannya, maka Allah SWT akan menyiksa dan mengadzab kita. Misalnya
kita memperoleh rezeki berupa harta yang banyak dan tidak menjaganya dan
membelanjakannya dijalan Allah SWT, maka jangan heran dan jangan terkejut jika
harta tersebut dicabut lagi oleh Allah SWT di kemudian hari dengan jalan yang
bermacam – macam, misalnya melalui kecopetan, kerampokan, kena penipuan dan
lain – lain. Begitu pula jika misalnya kita tidak bersyukur atas kelahiran anak
– anak dalam arti tidak bisa mengemben dan mendidiknya, maka tidak usah
terkejut jika suatu saat nanti anak – anak itu akan melakukan perbuatan yang
memalukan kita, atau kalupun tidak mereka mungkin akan melupakan kita dan yang
lebih lagi mungkin juga mereka akan terus menerus dendam kepada kita.
“ Berusaha, Berdo’a, Bersyukur dan Tawakkal” itulah yang
harus kita lakukan dalam mencari nikmat Allah SWT dan membelanjakan serta
memanfaatkannya kemudian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar