Selasa, 29 Oktober 2013

MENUJU KELUARGA SAKIHAH ( 2 )


SENANTIASA MENSUKURI NIKMAT ALLAH SWT


Dalam menghadapi kehidupan nyata setiap hari, setiap manusia pasti dituntut untuk selalu beraktifitas ( yang bisa menghasilkan ), bersifat provit untuk menunjang kehidupan keluarganya. Terutama untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang bersifat prinsipil, seperti untuk mencari sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Namun demikian sesibuk apapun pasangan suami isteri dalam kesehariannya, tetap harus mengingat dan menjaga amanat Allah yang dititipkan kepadanya yaitu anak anak mereka. Karena apa dan bagaimanapun kesibukan yang mereka lakukan setiap hari, bagi orang yang berfkir normal pasti tujuannya untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan semua anggota keluarganya. Untuk mewujudkan tatanan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, memang membutuhkan proses yang panjang dan lama untuk itu dibutuhkan kesabaran dan juga menentukan sejara jelas tentang visi dan misi keluarga. Yaitu berusaha untuk menjadi individu yang berguna dan bermanfaat untuk anggota keluarga yang lain juga untuk masyarakat sekitarnya.
Dan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mencapai visi dan misi rumah tangga yang telah dicanangkan adalah dengan senantiasa mensyukuri setiap nikmat Allah SWT yang telah diterimanya.
لئن شكرتم لأزيدنكم  ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
“ Jika kalian bersyukur Niscaya aku  ( Allah ) akan menambah nikmat kepada kalian, tetapi jika kalian ingkar ( kufur nikmat ) sesungguhnya adzab ( siksa ) ku teramat pedih.
Dari situ bisa kita ambil hikmah syar’iyah, bahwa kenikmatan dan kebahagiaan yang selama ini kita rasakan sesungguhnya adalah pemberian allah SWT yang harus kita syukuri dan harus kita lestarikan, karena Allah sudah berjanji akan semakin menambah mencurahkan nikmatnya, namun jika kita menhinhkarinya maka allah akan menyiksa kita.
1.       Menambah Nikmat
Allah sudah berjanji akan menabah nikmatnya jika kita pandai bersyukur, pandai bersyukur disini berarti, kita dianjurkan untuk mengarahkan segala nikmat yang telah kita peroleh ke jalan yang benar – benar di ridloi Allah SWT. Misalnya: Nikmat kesehatan, maka kita harus bisa memanfaatkan tubuh kita selama masih sehat untuk sesuatu yang diridloi Allah seprti Rajin beribadah, Rajin membentu orang dan lain – lain. Begitu juga dengan nikmat yang kita terima berupa harta benda, maka kita gunakan untuk mencari ridlo Allah SWT seperti memperbanyak melaksanakan ibadah haji, memperbanyak shadaqah, membayar zakat dan lain – lain. Begitu juga dengan nikmat dalam berkeluarga, yang didambakannya adalah memiliki keturunan, maka jika dalam berkeluarga kita sudah dikarunai keturunan oleh Allah SWT, maka kita harus bisa mendidik dan mengarahkannya di jalan Allah, misalnya dengan menyekolahkannya, atau mengirimkannya ke dunia Pesantren untuk belajar Ilmu Agama.
2.       Mengadzab
Sebaliknya, jika kita sama sekali tidak bisa mensyukurinya atau mengingkarinya bahkan menyia – nyiakannya, maka Allah SWT akan menyiksa dan mengadzab kita. Misalnya kita memperoleh rezeki berupa harta yang banyak dan tidak menjaganya dan membelanjakannya dijalan Allah SWT, maka jangan heran dan jangan terkejut jika harta tersebut dicabut lagi oleh Allah SWT di kemudian hari dengan jalan yang bermacam – macam, misalnya melalui kecopetan, kerampokan, kena penipuan dan lain – lain. Begitu pula jika misalnya kita tidak bersyukur atas kelahiran anak – anak dalam arti tidak bisa mengemben dan mendidiknya, maka tidak usah terkejut jika suatu saat nanti anak – anak itu akan melakukan perbuatan yang memalukan kita, atau kalupun tidak mereka mungkin akan melupakan kita dan yang lebih lagi mungkin juga mereka akan terus menerus dendam kepada kita.

“ Berusaha, Berdo’a, Bersyukur dan Tawakkal” itulah yang harus kita lakukan dalam mencari nikmat Allah SWT dan membelanjakan serta memanfaatkannya kemudian”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar