Selasa, 15 Oktober 2013

MENBANGUN KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH WA RAHMAH




Keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah tidaklah datang dengan sendirinya, namun membutuhkan niat, keinginan serta komitmen yang konsisten dari seluruh anggota keluarga  terutama seorang bapak ( presiden Rumah Tangga), yang kemudian didukung sepenuhnya oleh seluruh anggota rumah tangga. Setidaknya ada minimal empat pilar yang perlu diperhatikan bila kita ingin membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Ke empat pilar tersebut adalah:



1.      Membiasakan Bermusyawarah
    Membiasakan bermusyawarah antar anggota keluarga adalah salah satu cara yang cukup efektif untuk membentuk keluarga yang harmonis. Dengan bermusyawarah diharapkan bisa mencairkan permasalahan rumah tangga yang terjadi, sehingga suatu permasalahan yang terjadi nantinya tidak akan menyudutkan salah satu anggota keluarga sebagai biang keladinya (Su’u dhonni). Di sisi lain kurangnya intensitas musyawarah (berkumpul) antar anggota keluarga akhir akhir ini memang seolah menjadi faktor utama permasalah keluarga seperi kenakalan remaja misalnya. Makanya sering kita dengar ideom menggelikan dari masyarakat seperti “ anak kurang perhatian” dll.


2.      Membiasakan Ijin 
     Sebagai salah satu implikasi dari kurangnya komunikasi antar sesama anggota keluaanggota  adalah, masing masinga anggota keluarga mulai bersikap individual dan cuek terhadap anggota keluarga yang lainnya. Untuk menghindari kejadian ini, disamping dengan membiasakan bermusyawarah, seluruh anggota keluarga juga seharusnya membiasakan ijin atau pamitan terhadap anggota keluarga lainnya apabila hendak bpergian. Dengan membiasakan ijin, setidaknya setiap anggota keluarga merasa dibutuhkan oleh anggota keluarga lainnya. Selain itu ada pendisposisian tugas yang jelas apabila orang  yang hendak bepergian tersebut masih mempunyai tanggungan. Lebih jauh lagi dari dimensi spiritual, setidaknya anggota keluarga yang ditinggal memberikan do’a untuk keselamatan orang tersebut.


3.      Membiasakan Saling Bermaaf – Maafan
     Kiat berikutnya untuk membangun keluarga yang tenteram adalah dengan meminta dan memberi maaf kepada anggota keluarga yang lainnya apabila terjadi kesalahan. Setidaknya dengan meminta maaf paling tidak meminimalisir sifat egois dan sok benar yang ada pada orang tersebut,selain itu juga memberikan ketenangan bathin kepada anggota keluarga lain yang dimintai maaf. Dalam salah satu riwayat di kisahkan bahwa dalam sehari semalam Rasulullah SAW lima kali meminta maaf kepada para isterinya. Dengan meminta dan memberi maaf terhadap anggota keluarga yang lain, diharapkan dapat menutup segala permasalahan yang terjadi dengan membuka lembaran baru untuk lebih baik. Namun demikian dalam meminta atau memberi maaf terhadap anggota keluarga yang lain harus dengan betul betul ikhlas dan tidak dibuat-buat.


4.      Membiasakan Shalat Berjama’ah.
Menjalin, Komunikasi yang baik antar sesame anggota keluarga, bermaaf maafan, serta bermusyawarah akan  mudah dilakukan dalam suatu keluarga apabila menemukan forum yang baik untuk itu. Dan sebagai orang Islam momen terbaik untuk itu adalah disaat selesai sholat berjamaah. Karena pada dasarnya ibadah sholat berjamaah memilki dimensi ibadah secara vertical dan horizontal yaitu hablun min allah dan hablun min annas. Dengan sholat berjamaah setidaknya secara vertical kita bisa berhubungan dengan sang kholik dan secara horizontal kita bisa bekerjasama dan saling melebur jika terjadi kesalahan atau kekhilafan dalam keluarga. Akan terasa lebih berarti lagi jika sehabis sholat, maghrib misalnya dilanjutkan dengan mengaji alqu’an bersama diskusi bersama dan makan malam bersama.

Memang semua permasalahan dalam rumah tangga sebetulnya bisa ditanggulangi, apabila kita mau berusaha untuk itu. Tinggal kita yang menjalaninya mapu atau tidak, paling tidak dari semua anggota keluarga yang ada haruslah mengetahui, menyadari dan melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Demikian semoga bermanfaat. Amiiiinnn….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar