Minggu, 20 Oktober 2013

PERSIAPAN PERNIKAHAN



Prnikahan adalah hal yang sakral, dan pasti akan dilewati sebagai babak (fase) kehidupan oleh manusia yang nomal. Dan untuk menghadapi dunia kehidupan mahligai rumah tangga, membutuhkan persiapan – persiapan yang matang. Sehingga nantinya tidak kaget lagi dalam menghadapi fase keshidupan yang baru. Hal yang perlu dipersiapkan oleh sepasang calon pengantin adalah:
1.        Persiapan Aspek Biologis
Dalam hal ini adalah bentuk fisik yang perlu dipersiapkan oleh sepasang calon pengantin, hal ini biasanya secara kasat mata dibuktikan dengan umur dan bentuk biologis.

2.        Aspek Mental atau Psikologis
Aspek mental dan Psikologis juga harus betul betul dipersiapkan karena dengan mental dan psikologis yang kuat seseorang dapat menjalani dunia perbikahan dengan tenteram dan tidak mudah goyah oleh cobaan – cobaan yang datang. Persiapan mental ini harus betul  - betul disiapkan, karena dunia berkeluarga sangatlah berbeda dengan dunia masih bujangan atau perawan. Bagaimana orang itu siap menerima mertua sebagaimana orang tuanya sendiri atau menganggap saudara ipar sebagaimana saudara kandung sendiri. Begitu juga seseorang yang akan menikah harus matang secara psikologis, jangan bersikap kolokan atau selalu tergantung kepada orang tua atau keluarga yang lain. Karena di duania rumah tangga nanti, sebisa mungkin segala persoalan kehidupan harus ditanggung berdua ( suami dan isteri ). Dengan psikologis yang matang setidaknya orang akan beranggapan “Ada bedanya ketika sudah menikah dan sebelumnya” jangan sampai orang sekintar beranggapan bahwa “ Tidak ada bedanya antara sebelum menikah dan sesudah menikah, tetap bersifat kekanak kanakan” ( Naudzu billhi min dzalik). Dengan demikian orang yang sudah matang secara psikologis akan bisa membedakan kapan saat ia  sebagai dia pribadi dan kapan saatnya ia berdiri sebagai orang yang sudah menikah.

3.        Aspek Spiritual
Aspek Spiritual harus juga dipersiapkan oleh seseorang yang hendak menempuh hidup baru dalam ikatan rumah tangga. Setidaknya dalam hal ini manusia harus memegang teguh “Hablun min Allah” ( Ikatan / hubungannya dengan Allah SWT). Aspek spiritual ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari - hari kita sebagai seorang Muslim. Apakah kita sudah mengamalkan rukun Islam? Bagaiman Sholatnya?, Puasanya?, Zakatnya? Dan lain – lain. Setidaknya aspek spiritual ini perlu diperhatikan dengan seksama, karena mungkin orang yang spiritualnya lemah, nantinya akan terjerumus pada hal – hal yang tidak di inginkan dan bahkan pada hal – hal yang bertentangan dengan hukum positif dan hukum agama. Orang yang Aspek spiritualnya lemah dimungkinkan nantinya akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

4.        Aspek Psiikososial
Aspek Psikososial juga sangat penting dipersiapkan oleh orang yang akan segera memasuki gerbang rumah tangga. Karena tidak lepas dari kodrat manusia dilahirkan sebagai makhluk indifidu dan makhluk sosial. Setidaknya orang yang akan berkeluarga harus  menyiapkan diri agar nantinya orang sekitar menganggapnya ada perbedaan antara orang yang belum menikah dan sudah menikah. Jadi sebelum sampai pada jenjang pernikahan, seseorang harus terlebh dahulu membiasakan bersikap yang dewasa secara sosial, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan social sekitar tempat ia tinggal. Paling tidak seseorang harus paham dan mengerti tentang orang – orang yang termasuk family atau tetangga calon pasangannya.

Disamping bebepa hal diatas  sebagi calon pasangan pengantin, secara medis harus terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara jelas apakah dia termasuk orang yang sehat atau tidak. Disamping itu sepasang calon pengantin sebaiknya terlebih dahulu mengikuti SUSCATIN (Kursus Calon Pengantin). Dengan mengikuti SUSCATIN sepasang suami isteri diharapkan bias mengerti dan memahami hak dan kewajibannya masing – masing dalam mahligai rumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar