Ketika anak sudah berusia 4-5 tahun,
para orang tua dituntut untuk mulai mempersiapkan segala kebutuhan anak untuk memasuki masa
awal sekolah, mulai dari keperluan baju seragam, perlengkapan sekolah dan
keperluan lain untuk anak mereka. Disamping itu yang tidak kalah pentingnya
bagi orang tua adalah mempersiapkan mental anak untuk memasuki sekolah,
terutama bagi anak usia dini yang baru pertama kalinya memperoleh pengalaman
memasuki suasana baru di lingkungan sekolah dan mulai lepas dari rumah dan
orang-orang yang dekat dengan anak tersebut. Pada anak usia TK (Taman
Kanak-kanak) yang akan mulai memasuki lingkungan baru di sekolah, akan timbul
perasaan cemas ketika mengalami suasana dan lingkungan baru dengan orang-orang
baru yang mereka temui.
Di samping itu, anak juga akan
mengalami kecemasan berpisah dengan ibu dan pengasuhnya, sehingga tidak jarang
pada awal masa sekolah dan saat anak mulai lepas dari lingkungan rumah dan
orang terdekatnya, suasana seperti itu seolah menjadi mimpi buruk bagi anak. Ketika
orang tua atau pengasuh mengantar anak ke sekolah, mungkin mulanya anak akan
merasa gembira mendengarkan cerita bahwa ia akan memperolehteman-teman baru dan
akan berkenalan dengan ibu guru. Akan tetapi setelah sampai di sekolah kemudian
masuk kelas dan yang mengantarpun tidak boleh ikut masuk, anak mulai cemas dan
takut berpisah dengan orang terdekatnya. Pengalaman pertama bersekolah yang
menegangkan bagi anak dapat menyebabkan anak tidak mau masuk sekolah pada hari berikutnya, sehingga
orang tua sering kewalahan membujuk anak untuk pergi ke sekolah. Di sinilah orang
tua diharapkan bisa memahami kondisi mental psikis anak pada saat menghadapi
masa transisi dan situasi baru awal pengalaman anak bersekolah, sehingga anak
mampu menghadapi situasi yang baru untuk
itu orang tua perlu memperhatika hal-hal berikut ini:
1.
Awal saat berpisah yaitu pada masa sekolah dan
melepaskan diri dari lingkungan keluarga di rumah. Saat anak harus berpisah
dari ibunya membutuhkan kesiapan, sehingga banyak anak yang anak yang meronta
atau menangis saat masuk kelas dan ibu atau pengasuhnya terpaksa harus ikut
masuk kelas juga. Untuk mengatasi hal ini, seorang ibu harus bisa memberikan
jaminan kepada anak tersebut bahwa dia tidak akan kehilangan perhatian dan rasa
sayang dari orang terdekatnya.
Selanjutnya, orang tua perlu membantu
dan mendorong anak untuk mengenal lingkungan baru dan orang – orang beru
seperti teman dan gurunya di kelas, sehingga anak menjadi familier dengan
lingkungannya disekolah dain merasa nyaman di lingkungan baru tersebut.
2.
Anak dalam usia TK atau Prasekolah memasuki fase initiative
verus guilt yaitu fase
perkembangan dimana anak sudah merasa dapat melakukan berbagai kegiatan sendiri
dan semangat untuk melakukannya sendiri. Bila ia tidak dapat melakukannya, dia
akan merasa bersalah pada dirinya dendiri. Dalam hal ini orang tua atau guru di
kelasnya perlu memberi batasan atau aturan kepada anak tentang mana yang baik
dan mana yang kurang baik, denagn catatan tetap menghargai kepercayaan diri
sang anak bahwa ia bisa melakukannya. Disamping itu, orang tua dan guru harus
membantu anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya dan dengan orang –
arang baru di sekitarnya. Orang tua perlu memberikan motifasi kepada anak agar
bisa melewati masa transisi dan kritis yang dihadapi anak pada masa
perkembangan ini.
3.
Setelah anak mampu beradaptasi dengan lingkungannya,
bantulah ia agar dapat melakukan pengaturan dirinya, seperti membantu untuk
dapat melakukan pengaturan dirinya, seperti kegiatan untuk mematuhi jadwal
kegiatan anak sebelum pergi ke sekolah, mandi pagi, sarapan pagi sampai
berangkat ke sekolah. Hal ini akan sangat membantu anak untuk menyesuaikan diri
dan menjalani masa belajar di sekolah. Disamping itu, disiplin pada anak akan
terbentuk melalui dukungan pengaturan diri anak yang diberikan orang tua dan
kemudian menjadi kebiasaan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar