يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara
patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak. “ (Q.S. An Nisa’ : 19)
Ayat
tersebut dijadikan menjadi landasan berpijak orang beriman sebagai sebagai
seorang suami dalam menyikapi isterinya, demi mengarungi biduk rumah tangga
secara bersama – sama. Dan ketika menafsirkan ayat tersebut Prof. Dr. Wahbah
Zuhaili dam tafsir Al munir fil ‘aqidah wasy syari’ah wal – manhaj, menulis:
“Maksudnya: memperindah ucapan, memperbaiki perbuatan, serta bertindak bijak dalam memberikan sandang,
pangan, papan, karena wanita mempunyai perasaan dan emosi yang sangat halus.
Dia ingin, agar suaminya menyukai apa yang juga disukainya.”
Dalam
serangkaian haditsnya Rasulullah SAW juga acapkali menganjurkan umatnya agar
bersikap baik terhadap keluarga atau isteriny
Kalau
dirunut, seorang suami yang ideal dan teladan setidaknya memenuhi keriteria
sebagai berikut :
1.
Adalah laki – laki yang unggul dalam hal kejujuran dan keterus terangan sejak awal
mula berjumpa, yakni ketika meminang, sehingga tidak ada sesuatupun yang
disembunyikan yang tidak disukai isterinya.
2.
Adalah suami yang baik dan bagus dalam mempergauli
isterinya, sehingga ia lembut terhadap isterinya dan memuliakannya, baik terhadap
diri seorang isteri, keluarganya. Juga terhadap siapa pun yang nisbah
kepadanya.
3.
Sebaik – baik suami adalah suami yang terbaik
terhadap isterinya, dan tidaklah seseorang memuliakn isterinya kecuali dia
adalah orang mulia. Dan tidaklah sesorang menghinakan isterinya kecuali dia
tercela.
4.
Suami teladan atau ideal adalah yang biasa
bercengkerama dan bersukaria dengan isterinya, lembut terhadapnya, dan
memberikan haknya dalam hal bersenang – senang dan bersukaria yang tidak
menyimpang.
5.
Suami teladan atau ideal adah yang bijak ketika
cemburu, sehingga dia tidak melepaskan kebaikan sedikitpun karena prasangkanya,
tidak mencari cari kesalahan isterinya, dan tidak berlebihan dalam menuduh.
6.
Adalah lelaki yang bagus tutur katanya terhadap
isterinya, sehingga dia berbicara bersamanya dengan lembut dan menyenangkan,
menghargai, dan menghormati pemikirannya.
7.
Suami yang ideal adalah yang menafkahi keluarganya
dengan adil dan bijaksana, tidak israf ( berlebihan ) dan juga tidak terlalu
kikir.
8.
Suamiyang muru’ah ( beradab baik ) tidak pantas
dirinya bersenang – senang, sementara isterinya dilarang untuk itu.
9.
Suami yang ideal dan teladan adalah yang selalu
tampak dihadapan isterinya dengan penampilannya yang terbaik, perilaku yang
indah menawan, dan mengikuti sunnah nabi.
10.
Adalah suami yang selalu menjaga rahasia kehidupan
rumah tangganya, sehingga dia tidak menyinggung sedikitpun tentangnya, karena
menyebarkan rahasia dinilai sebagi perbuatan yang teramat buruk.
11.
Adalah yang selalu menjaga penampilan kelakiannya
dan tidak berlebihan dalam ciri – ciri kelakiannya, baik penampilan fisiknya
atau kejiwaannya, juga tidak terlalu lembek sehingga sampai pada satu titik
dimana kewibawaan, kesederhanaan dan kesantunannya runtuh.
12.
Contoh yang paling ideal dari suami teladan adalah
akhlak Rasulullah SAW, baik menyangkut keteladanan beliau, kelembutan, dan
kesantunan beliau terhadap isteri – isterinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar