Selasa, 22 Oktober 2013

MENCONTOH NABI, MENJADI SUAMI TELADAN



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. “ (Q.S. An Nisa’ : 19)
Ayat tersebut dijadikan menjadi landasan berpijak orang beriman sebagai sebagai seorang suami dalam menyikapi isterinya, demi mengarungi biduk rumah tangga secara bersama – sama. Dan ketika menafsirkan ayat tersebut Prof. Dr. Wahbah Zuhaili dam tafsir Al munir fil ‘aqidah wasy syari’ah wal – manhaj, menulis: “Maksudnya: memperindah ucapan, memperbaiki perbuatan, serta  bertindak bijak dalam memberikan sandang, pangan, papan, karena wanita mempunyai perasaan dan emosi yang sangat halus. Dia ingin, agar suaminya menyukai apa yang juga disukainya.”
Dalam serangkaian haditsnya Rasulullah SAW juga acapkali menganjurkan umatnya agar bersikap baik terhadap keluarga atau isteriny
Kalau dirunut, seorang suami yang ideal dan teladan setidaknya memenuhi keriteria sebagai berikut :
1.      Adalah laki – laki yang unggul dalam hal  kejujuran dan keterus terangan sejak awal mula berjumpa, yakni ketika meminang, sehingga tidak ada sesuatupun yang disembunyikan yang tidak disukai isterinya.
2.     Adalah suami yang baik dan bagus dalam mempergauli isterinya, sehingga ia lembut terhadap isterinya dan memuliakannya, baik terhadap diri seorang isteri, keluarganya. Juga terhadap siapa pun yang nisbah kepadanya.
3.     Sebaik – baik suami adalah suami yang terbaik terhadap isterinya, dan tidaklah seseorang memuliakn isterinya kecuali dia adalah orang mulia. Dan tidaklah sesorang menghinakan isterinya kecuali dia tercela.
4.     Suami teladan atau ideal adalah yang biasa bercengkerama dan bersukaria dengan isterinya, lembut terhadapnya, dan memberikan haknya dalam hal bersenang – senang dan bersukaria yang tidak menyimpang.
5.     Suami teladan atau ideal adah yang bijak ketika cemburu, sehingga dia tidak melepaskan kebaikan sedikitpun karena prasangkanya, tidak mencari cari kesalahan isterinya, dan tidak berlebihan dalam menuduh.
6.     Adalah lelaki yang bagus tutur katanya terhadap isterinya, sehingga dia berbicara bersamanya dengan lembut dan menyenangkan, menghargai, dan menghormati pemikirannya.
7.     Suami yang ideal adalah yang menafkahi keluarganya dengan adil dan bijaksana, tidak israf ( berlebihan ) dan juga tidak terlalu kikir.
8.     Suamiyang muru’ah ( beradab baik ) tidak pantas dirinya bersenang – senang, sementara isterinya dilarang untuk itu.
9.     Suami yang ideal dan teladan adalah yang selalu tampak dihadapan isterinya dengan penampilannya yang terbaik, perilaku yang indah menawan, dan mengikuti sunnah nabi.
10.   Adalah suami yang selalu menjaga rahasia kehidupan rumah tangganya, sehingga dia tidak menyinggung sedikitpun tentangnya, karena menyebarkan rahasia dinilai sebagi perbuatan yang teramat buruk.
11.    Adalah yang selalu menjaga penampilan kelakiannya dan tidak berlebihan dalam ciri – ciri kelakiannya, baik penampilan fisiknya atau kejiwaannya, juga tidak terlalu lembek sehingga sampai pada satu titik dimana kewibawaan, kesederhanaan dan kesantunannya runtuh.
12.   Contoh yang paling ideal dari suami teladan adalah akhlak Rasulullah SAW, baik menyangkut keteladanan beliau, kelembutan, dan kesantunan beliau terhadap isteri – isterinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar