Selasa, 22 Oktober 2013

INDAHNYA SEBUAH PERNIKAHAN


 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian dari anfus (jiwa-jiwa) kalian sendiri, azwaaj (pasangan hidup) supaya kalian ber-sakinah kepadanya dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.  (QS. Ar Ruum ayat: 21)
Alangkah bahagianya kehidupan setelah pernikahan yang dihiasi bukan hanya dengan mawaddah tetapi juga dengan rahmah. Pada beberapa undangan sering tercantum firman Allah SWT. Yaitu surat Ar Ruum ayat: 21, dan diantaranya ada beberapa kata kunci yang bisa di tangkap, yaitu
            Min anfusikum. Dari jiwa-jiwa kalian. Artinya, hal pertama yang dibahas dalam al Qur’an surat Ar Ruum ayat: 21 tentang pernikahan dua insan adalah kesejiwaan. Ruh itu kata Nabi ibarat tentara, jika kodenya sama maka sandinyapun akan nyambung, meskipun belum saling melihat pasti mereka bersepakat. Apakah kode dan sandi itu? Yaitu komitmen kepada Allah SWT. dan agamanya. Itulah kesejiwaan.
            Azwaajan. pasangan hidup. Setelah menjadi suami isteri maka jadikanlah orang yang menjadi pasangan kita sebagai orang yang memang benar-benar sudah tepat. Jadikan dia sebagai orang yang hebat melalui sikap kita terhadapnya, yaitu saling menghargai, saling mencintai dan saling menyayangi. Maka disitulah akan timbul apa yang disebut keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah.
            Litaskunuu ilaihaa. Supaya kalian tentram, tenang padanya. Yang artinya, kalau sebuah pernikahan yang di mulai dari kesejiwaan, maka otomatis seorang suami akan merasakan ketentraman pada isterinya, begitu juga seorang isteri akan merasakan ketenangan pada suaminya. Kenapa banyak rumah tangga yang tidak sakinah? Karena mereka tidak memulainya dari kesejiwaan sehingga untuk sekedar tentram sajaikhtiarnya harus luar biasa keras. Sakinah itulah yang menyebabkan pernikahan disebut separuh agama seseorang. Dengannya seorang insan bias mengoptimalkan potensinya untuk menjadi Abdullah (hamba Allah), dan khalifah (pengelola semua nikmat-nikmatNya untuk kemashlahatan alam semesta). Tenteram karena gejolak syahwat telah menemukan saluran yang halal dan thayyib, tenang karena ada sahabat lekat yang siap mendukung segala perjuangannya sampai kapanpun.
            Waja’ala bainakum mawaddatan. Kemudian ada yang harus diproses dan diupayakan yaitu mawaddah. Apakah mawaddah itu? Ada beberapa makna mawaddah yang kita ketahui, namun pada intinya mawaddah adalah cinta yang erotis-romantis. Bentuknya bisa ekspresi yang paling bathin sampai yang paling zhahir, dari yang sifatnya emosional hingga seksual. Itulah yang dinamakan mawaddah.
            Wa (ja’ala bainakum) rahmatan. Yang harus diupayakan bukan saja mawaddah tapi juga rahmah. Rahmah sendiri mempunyai arti kelembutan hati dan perasaan empati yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan suatu kebaikan kepada orang yang disayangi dan dikasihi.
Ini juga diartikan cinta yang bukan hanya sekedar kasih sayang.tapi yang sering juga dinyanyikan oleh kita sewaktu kecil : “kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia”. Inilah cinta yang memberi bukan meminta, berkorban bukan menuntut, berinisiatif bukan menunggu dan bersedia bukan berharap-harap. Maka dari itu kedamaian dan ketentraman dalam rumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis dan penuh kasih sayang.
            Dengan beberapa kata kunci yang terdapat dalam al qur’an surat Ar Ruum ayat: 21 tersebut, jika kita bias menilainya dengan seksama maka kita akan mudah menemukan betapa bahagianya merayakan pernikahan. Namun berhati-hatilah memaknai kata mawaddah sebelum pernikahan/ sebelum dihalalkan. Mudah - mudahan kita bisa menjadi contoh yang baik bagi keturunan kita kelak. Amin yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar